Tak Hanya Gen Z, Milenial dan Baby Boomers Juga Rentan Gangguan Kesehatan Mental
Mebidang.com - Gangguan kesehatan mental bukan hanya masalah Gen Z saja. Kalangan yang lebih tua termasuk generasi milenial dan baby boomers juga berisiko mengalami hal serupa.
Berdasarkan laporan WHO di tahun 2019, secara global, satu dari delapan orang di dunia mengalami masalah kesehatan mental, baik dari rentang usia dari remaja sampai dewasa.
Kondisi tersebut bisa mengganggu kualitas hidup seseorang karena tidak bisa produktif, berkembang, serta berfungsi secara optimal.
“Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Gangguan kesehatan mental memiliki gejala-gejala awal yang kita perlu sama-sama sadari dan tindak lanjuti untuk deteksi dini," ujar Medical Manager Halodoc, dr. Monica C. Dewi, dalam rilis media yang diterima Kompas.com. Adapun, gen Z, generasi milenial maupun baby boomers memiliki risikonya masing-masing terkait gangguan kesehatan mental.
Berikut uraiannya:
* Remaja (gen Z) : rata-rata dapat mengalami stres dan kecemasan berlebih yang dipicu oleh pola asuh orangtua yang keras dan pernah mengalami bullying
* Dewasa muda (generasi milenial): dapat mengalami depresi, rasa cemas dan diikuti dengan serangan panik serta sulit tidur. Gejala-gejala ini cenderung banyak dialami oleh wanita dibandingkan pria dan perasaan stres yang muncul karena berbagai masalah seperti karier dan keuangan.
* Orangtua (baby boomers) : para ibu maupun orang tua berisiko mengalami postpartum depression dan merasa bingung atau resah mengenai tumbuh kembang anaknya.
Orang tua juga biasanya dapat mengalami stress karena tuntutan socio-economic.
Dr. Monica menambahkan, sejumlah gejala dini biasanya muncul berupa perasaan tertekan, cemas hingga tegang yang membuat seseorang menjadi stres dan menuntut tubuhnya melakukan penyesuaian.
"Ketika gejala tersebut mulai mengganggu produktivitas, maka sebaiknya segera melakukan konsultasi kepada tenaga medis profesional seperti psikolog atau psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat," tambah dr. Monica.
Konsultasi dengan ahli juga dibutuhkan agar seseorang bisa terhindar dari self-diagnose yang dapat membahayakan diri.
Untuk situasi ini, Halodoc menyediakan layanan kesehatan mental dengan berbagai fitur seperti chat, talk therapy (voice call), serta video call yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja.
Para pengguna juga dapat melakukan skrining awal dengan fitur Tes Gangguan Kecemasan maupun Tes Depresi untuk mengetahui level stres dan kecemasan yang dialami.
"Khusus kesehatan mental, kami sediakan akses konsultasi melalui fitur button Kesehatan Mental yang berisi berbagai layanan yang sesuai dengan keluhan yang dirasakan pengguna," urai dr. Monica. "Kami berharap bahwa kehadiran telehealth ini mampu menjadi solusi dan pertolongan pertama bagi masyarakat yang memiliki keluhan terkait kesehatan mental."
Belum ada Komentar
Posting Komentar