WASPADAI, Masalah Perasaan dan Pikiran Bisa Sebabkan Sakit Fisik !

WASPADAI, Masalah Perasaan dan Pikiran Bisa Sebabkan Sakit Fisik !


MEDAN - Masalah psikologis yang berkaitan dengan perasaan atau pikiran seseorang dapat memengaruhi kondisi fisiknya. 


Contohnya, anak yang awalnya sehat kemudian mengalami demam karena menginginkan sesuatu hal tapi tidak terpenuhi.


Saat diperiksa dokter, anak ini bisa saja tidak menunjukkan adanya gangguan fisik sebagai penyebabnya sakit. 


Namun, dia tetap merasa tidak enak badan. 


Kondisi ini dikenal sebagai psikosomatik, yakni gejala atau gangguan fisik yang berkaitan dengan kondisi psikis seseorang.


Lalu, mengapa masalah perasaan dan pikiran dapat menimbulkan sakit fisik?


Penyebab perasaan dan pikiran menyebabkan sakit fisik Dokter spesialis kedokteran jiwa di RS Gading Pluit, Dharmawan A. 


Purnama membenarkan bahwa masalah perasaan dan pikiran bisa menyebabkan sakit fisik. 


Menurutnya, masalah psikologis seperti perasaan dan pikiran menyebabkan perubahan pada sistem otak di jalur hipotalamus pituitari adrenal (HPA) axis


HPA axis merupakan jalur otak menuju sistem hormon dan sistem saraf yang berdampak ke tubuh. 


Saat seseorang mengalami masalah perasaan dan pikiran, otak akan memproduksi hormon stres bernama kortisol. 


Hormon ini mempunyai fungsi membalikkan keadaan normal fisik tubuh dari sehat menjadi sakit. 


"Ada istilahnya (gangguan) psikosomatik karena masalah psikologis pengaruh ke fisik," jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (26/10/2023).


Psikomatik atau hipochondriasis merupakan nama diagnosis yang diberikan dokter untuk penyakit semacam itu. 


Ada penyakit fisik yang menunjukkan gejala positif suatu penyakit tapi ada juga kondisi yang tidak ditemukan kelainan sama sekali. 

 
Menurut Dharmawan, kondisi ini bisa meningkatkan anti-insulin, memicu asma, autoimun, menurunkan perlindungan dinding lambung, serta saraf simpatik dan parasimpatik yang tidak seimbang. 


Selain itu, masalah psikologis bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah, menaikkan tekanan darah, menaikkan agregasi trombosit, memicu terjadinya kekentalan darah, dan sebagainya.


(*)


Sumber: Kompas.com

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel