Sempat Heboh, Seorang Wanita Dipinang dengan Uang Miliaran Rupiah, Ternyata Pernikahan Sejenis

Sempat Heboh, Seorang Wanita Dipinang dengan Uang Miliaran Rupiah, Ternyata Pernikahan Sejenis

JAKARTA - Pernikahan sesama wanita di Cianjur sempat membuat heboh dunia maya. Pasalnya pernikahan sesama wanita ini terbongkar setelah AD enggan menunjukkan identitasnya.

Di mana dua wanita yang menikah tersebut, dilansir dari laman detik pada Minggu (10/12/2023) yakni wanita berinisial AD dengan wanita asal Desa Pakuon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.

Kepala Desa Pakuon Abdullah mengaku awal mula kabar tersebut beredar bukan pernikahan sesama jenis. Melainkan, ada seseorang yang meminang perempuan di desanya dengan membawa uang miliaran rupiah.

"Awalnya bukan pernikahan sesama jenis. Tapi ada pernikahan yang kabarnya bakal menghabiskan biaya besar sampai miliaran. Kemudian saya cek, takutnya terjadi sesuatu," ujar Abdullah.

Pemerintah Desa kemudian menemui pihak keluarga untuk memastikan kebenaran tersebut. Sayangnya, pihak laki-laki tersebut tidak bisa menunjukkan identitas diri, baik KTP ataupun identitas lainnya. Pihak laki-laki enggan mengeluarkan KTP miliknya.

"Saat memproses persyaratan nikah ke desa dan KUA, pihak laki-laki juga banyak mengeluarkan alasan. Katanya, KTP diambil ibunya karena tidak direstui dan alasan lainnya," terang Kepala Desa Pakuon.

Setelah pernikahan, kata Abdullah, timbul permasalahan di mana biaya resepsi ternyata merupakan hasil pinjaman ke salah seorang warga. Karena kejadian itulah, aku Abdullah, beberapa warga pun membawa AD ke kantor kecamatan untuk dicek identitasnya.

"Kami penasaran siapa AD ini. Kalau di kecamatan kan sudah aksesnya secara online, jadi bisa ketahuan. Setelah dicek ternyata AD ini bukan laki-laki, melainkan perempuan asal Kalimantan," ujarnya.

Dia, kata Abdullah, memalsukan statusnya sebagai perempuan demi bisa menikahi kekasihnya yang merupakan warga Desa Pakuon.

Penyamaran AD Terbongkar

Penyamaran AD akhirnya terbongkar usai pemerintah desa dan warga menelusuri identitas aslinya. Pernikahan AD dengan wanita asal Desa Pakuon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur pun terungkap sebagai pernikahan sesama jenis yakni perempuan dengan perempuan.

Kepala Desa Pakuon, Abdullah mengaku awalnya dirinya mendapatkan informasi ada kabar heboh di mana seseorang meminang perempuan di desanya dengan membawa uang miliaran rupiah.

Pemerintah desa kemudian menemui pihak keluarga laki-laki untuk memastikan kebenarannya. Tapi, pihak laki-laki tidak bisa menunjukkan identitas diri, baik KTP ataupun identitas lainnya.

Abdullah pun menyatakan dengan tidak jelasnya identitas AD, pihak desa menolak untuk memproses pernikahan tersebut. Bahkan pihak desa juga mengeluarkan surat terkait keputusan itu.

"Saya pasti bantu dan proses kalau identitasnya jelas. Bahkan dia bilang siap bayar berapapun kalau dibantu. Ya, saya tidak mau. Daripada nanti terjadi sesuatu di desa saya," ungkap Abdullah.

Karena, kata Kepala Desa Pakuon, ada yang nikah dengan lelaki yang tidak jelas identitasnya. Ternyata si laki-laki itu pelaku tindak kriminal. "Makanya saya ingin ada kejelasan identitasnya," akunya.

Beberapa hari setelah itu, masih dikatakan Abdullah, pemerintah desa mendapatkan kabar apabila pernikahan antara AD dan perempuan asal desanya sudah digelar dengan resepsi di rumah mempelai wanita.

Setelah pernikahan, Abdullah mengaku muncul permasalahan di mana biaya resepsi tersebut merupakan hasil pinjaman ke salah seorang warga.

"Jadi si AD ini pinjam uang ke tetangga mempelai wanita. Terjadilah kegaduhan. Saya langsung tangani saat itu," ujarnya.

Akibatnya, beberapa warga pun membawa AD ke kantor kecamatan untuk dicek identitasnya. "Kami penasaran siapa AD ini. Kalau di kecamatan kan sudah aksesnya secara online, jadi bisa ketahuan," gumamnya.

Setelah dicek, kata Abdullah lagi, ternyata AD ini bukan laki-laki tetapi perempuan asal Kalimantan. Dia memalsukan identitasnya sebagai perempuan agar bisa menikahi kekasihnya yang merupakan warga Desa Pakuon.

Abdullah mengaku semua pihak tertipu dengan penyamaran AD. Bahkan orangtua dan mempelai wanita tidak mengetahui kalau AD ini merupakan perempuan. "Jadi semuanya tertipu dengan penyamaran AD," ungkapnya.

Dia mengatakan pemerintah desa sudah memberikan pembinaan terhadap warga dan pihak keluarga.

"Untuk warga kami beri peringatan agar tidak lagi membahas soal ini. Karena pernikahan tersebut sudah berakhir, tidak berlanjut karena bukan antara lelaki sama perempuan. Melainkan perempuan dengan perempuan. Keluarganya juga sudah diberi pembinaan dan pendampingan agar tidak jadi patah semangat, tidak minder. Karena semuanya juga tertipu," katanya. (*)

Sumber Nusantaraterkini.co

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel